BALIKPAPAN, Seputarkata.com — Masyarakat Kelurahan Geraha Indah kini memiliki kesempatan untuk mengembangkan destinasi wisata berbasis mangrove dengan dukungan penuh dari Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disporapar).
Kepala Disporapar, Ratih Kusuma, menegaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan meningkatkan pariwisata, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan masyarakat setempat.
“Ini menarik karena pengelolaan destinasi dilakukan langsung oleh warga melalui Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Semua pengurus berasal dari masyarakat, termasuk pengembangan atraksi budaya dan UMKM lokal,” ujar Ratih Kusuma, Selasa 21 Oktober 2025.
Ratih menjelaskan, keberhasilan destinasi wisata ini membutuhkan sinergi lintas instansi, terutama OPD yang mengurusi tata ruang, aksesibilitas, dan pemberdayaan masyarakat. Pendekatan ini penting agar pembangunan tetap sesuai regulasi dan tidak merusak kawasan mangrove.
Salah satu konsep yang tengah digarap adalah susur teluk dan sungai, yang memungkinkan wisatawan menikmati keindahan alam sekaligus melihat budaya lokal.
Atraksi yang dapat dikembangkan meliputi pertunjukan seni remaja, demonstrasi kerajinan tangan, serta penjualan produk UMKM tradisional.
“Wisatawan saat ini mencari pengalaman autentik. Mereka ingin melihat kerajinan lokal, atraksi budaya, dan menikmati produk tradisional di lokasi wisata. Jadi pengelola harus menyiapkan semua itu agar destinasi benar-benar menarik,” tambah Ratih.
Selain itu, Disporapar akan membantu branding dan promosi destinasi agar lebih dikenal masyarakat luas, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Pemerintah juga memastikan aksesibilitas lokasi memadai dan keselamatan pengunjung terjaga, sesuai regulasi yang berlaku.
Ratih menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat agar pengembangan wisata ini berkelanjutan dan memberikan manfaat ekonomi langsung.
“Pemberdayaan masyarakat adalah kunci. Dengan dukungan pemerintah, warga bisa mengelola wisata secara mandiri, sekaligus menjaga kelestarian lingkungan,” jelasnya.
Proyek wisata mangrove ini diharapkan menjadi contoh bagaimana pariwisata bisa menyatukan kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.
Masyarakat tidak hanya mendapat peluang usaha melalui UMKM dan atraksi lokal, tetapi juga terlibat aktif dalam pengelolaan destinasi, membentuk identitas baru bagi Balikpapan Timur.
“Dengan kolaborasi yang baik, destinasi ini bisa menjadi ikon baru pariwisata alam di Balikpapan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara nyata,” pungkas Ratih Kusuma. (*/ADV/Disporapar Balikpapan/jan)



