BALIKPAPAN, Seputarkata.com – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Swardi, menilai sektor kuliner memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak ekonomi masyarakat.
Ia menyebut usaha makanan dan minuman merupakan bidang yang paling cepat berkembang karena modalnya relatif kecil, pasar mudah dijangkau, dan daya tariknya tinggi di tengah gaya hidup modern.
“Tren usaha saat ini banyak bergerak di bidang kuliner. Selain biaya awal yang tidak terlalu besar, promosinya juga lebih mudah, apalagi dengan dukungan media sosial,” ujar Swardi, Senin 20 Oktober 2025.
Ia menambahkan, dukungan pemerintah saat ini lebih diarahkan pada pendampingan dan penguatan kapasitas pelaku usaha. Melalui pelatihan, bimbingan, dan promosi digital, para pelaku UMKM diharapkan mampu mengembangkan produk yang bernilai jual tinggi dan berdaya saing.
Namun, menurut Swardi, Balikpapan masih menghadapi tantangan dalam menciptakan identitas produk khas daerah.
“Kita belum punya kuliner yang langsung dikenali orang sebagai khas Balikpapan. Kalau di Padang ada rendang, di Yogyakarta ada bakpia, seharusnya Balikpapan juga punya produk unggulan sendiri,” katanya.
Ia menilai hal ini menjadi peluang besar seiring dengan meningkatnya arus kunjungan ke kota ini, terutama karena posisinya yang strategis sebagai gerbang menuju Ibu Kota Nusantara (IKN).
“Wisatawan yang datang ke sini bukan hanya untuk urusan bisnis, tapi juga mencari pengalaman. Nah, kuliner khas bisa jadi daya tarik tersendiri,” lanjutnya.
Untuk itu, Swardi mendorong agar Pemerintah Kota Balikpapan membangun pusat kuliner tematik yang menampilkan produk-produk lokal. Sentra seperti ini, katanya, bisa menjadi wadah bagi pelaku UMKM sekaligus destinasi baru bagi wisatawan.
“Dengan adanya pusat kuliner atau pasar tematik, produk khas Balikpapan bisa lebih dikenal dan mudah dijangkau. Ini juga membuka peluang kerja baru,” ujarnya.
Saat ini, jumlah UMKM di Balikpapan tercatat mencapai lebih dari 3.700. Swardi berharap peningkatan jumlah tersebut diiringi dengan pembinaan yang kreatif dan adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Di era digital, promosi online adalah kunci. Cukup unggah foto produk di platform media sosial, peluang pembeli bisa datang dari mana saja. Pemerintah juga perlu memperkuat dukungan lewat pelatihan pemasaran digital,” pungkasnya. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)



