BALIKPAPAN, Seputarkata.com – Pemerintah Kota Balikpapan menegaskan komitmennya menjaga ketahanan pangan dan mencegah stunting melalui penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD).
Program yang dikelola Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan (DKP3) ini menyasar warga kurang mampu dan keluarga dengan risiko stunting.
Kepala DKP3 Balikpapan, Sri Wahyuningsih, menyebutkan program ini memiliki dua bentuk bantuan, distribusi beras dan paket protein hewani.
“Data penerima disusun secara terukur, menggabungkan peta kerentanan pangan Balikpapan dengan data kemiskinan ekstrem dari P3KE 2024. Sehingga bantuan benar-benar jatuh ke tangan yang membutuhkan,” ujar Sri, Jumat 8 Agustus 2025.
Untuk bantuan beras, sebanyak 938 kepala keluarga di lima kelurahan menjadi sasaran. Penyaluran dilakukan empat kali setahun. Tahap pertama telah terealisasi pada Juli lalu, sementara tiga tahap berikutnya akan digulirkan hingga akhir tahun.
Sementara itu, bantuan paket protein menyasar 192 kepala keluarga yang memiliki anggota keluarga berisiko stunting. Paket berisi daging ayam segar dan sepuluh butir telur ini akan dibagikan selama tiga bulan berturut-turut: Juli, Agustus, dan September.
Sri menegaskan, program ini difokuskan pada pencegahan, bukan penanganan anak yang sudah mengalami stunting. “Penanganan anak yang sudah stunting menjadi ranah Dinas Kesehatan. Kami fokus memberi intervensi gizi agar anak tidak sampai mengalami stunting,” jelasnya.
Data sasaran program protein ini diperoleh dari BKKBN di bawah koordinasi Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Balikpapan.
Perbedaan wilayah sasaran juga cukup mencolok. Bantuan beras terfokus pada lima kelurahan prioritas, sedangkan paket protein tersebar di seluruh 34 kelurahan di kota ini.
Menurut Sri, CPPD tidak semata-mata menjadi program bantuan sosial. Lebih dari itu, program ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga stabilitas pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat.
Dengan memadukan sumber karbohidrat dari beras dan protein hewani dari ayam serta telur, diharapkan asupan gizi keluarga penerima menjadi lebih seimbang, terutama untuk anak-anak dan ibu hamil.
Langkah ini sejalan dengan target nasional menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024. Meskipun Balikpapan masih menghadapi tantangan dalam penurunan angka risiko stunting, pemerintah optimistis melalui intervensi terpadu lintas sektor, hasil positif akan segera terlihat.
“Bantuan pangan ini bukan hanya solusi jangka pendek. Kami ingin membangun generasi Balikpapan yang sehat, cerdas, dan produktif,” tutup Sri. (*/ADV/Diskominfo Balikpapan/jan)



