BALIKPAPAN, Seputarkata.com – Perkembangan teknologi yang begitu pesat menuntut setiap lapisan masyarakat untuk beradaptasi, termasuk para santri.
Hal itu disampaikan Anggota Komisi I DPRD Kota Balikpapan, Iwan Wahyudi, saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional 2025 di halaman BSCC Dome, Rabu 22 Oktober 2025.
Dalam acara yang dihadiri ribuan santri dari berbagai pondok pesantren, Iwan menekankan bahwa generasi santri tidak boleh tertinggal dalam menghadapi tantangan era digital.
“Santri harus menjadi bagian dari kemajuan teknologi, bukan hanya penonton. Dunia digital kini menjadi sarana baru dalam dakwah, pendidikan, dan pengembangan ekonomi umat,” ujarnya.
Menurutnya, pesantren memiliki potensi besar untuk melahirkan generasi yang tidak hanya religius, tetapi juga kreatif dan inovatif dalam memanfaatkan teknologi informasi.
“Kita sudah melihat banyak santri yang kini bisa membuat konten edukatif di media sosial, menulis dakwah digital, bahkan mengembangkan aplikasi Islami. Ini bukti bahwa santri mampu bersaing di dunia digital,” jelasnya.
Iwan menilai bahwa penguasaan teknologi digital sangat penting untuk memperluas jangkauan dakwah dan pengetahuan.
“Kalau dulu dakwah dilakukan lewat mimbar masjid, sekarang bisa melalui podcast, video pendek, hingga media sosial. Ini kesempatan bagi santri untuk menyebarkan pesan kebaikan secara luas,” tambahnya.
Ia juga menyinggung upaya DPRD bersama pemerintah kota yang tengah menyusun Peraturan Daerah (Perda) tentang Pondok Pesantren.
Perda tersebut diharapkan menjadi landasan agar pesantren di Balikpapan dapat mengembangkan kurikulum yang adaptif dengan kebutuhan zaman, termasuk pelatihan teknologi digital.
“Perda ini nantinya bisa membuka ruang kolaborasi antara pesantren, pemerintah, dan dunia industri digital. Santri harus dibekali kemampuan literasi digital agar siap berkompetisi di dunia kerja modern,” paparnya.
Iwan optimistis, dengan penguasaan teknologi, santri akan menjadi pelopor literasi digital yang berkarakter dan berakhlak.
“Kita ingin santri Balikpapan bukan hanya pandai mengaji, tapi juga mampu menjadi kreator digital yang membawa nilai-nilai positif di tengah arus globalisasi,” tegasnya.
Ia menutup pesannya dengan ajakan agar para santri tidak takut menghadapi perubahan.
“Era digital bukan ancaman, tapi peluang besar bagi santri untuk menunjukkan jati diri sebagai generasi berilmu, beretika, dan berdaya saing tinggi,” pungkasnya. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)



