BALIKPAPAN, Seputarkata.com – Upaya penataan ulang kawasan Pasar Pandansari di Kecamatan Balikpapan Barat terus mendapat perhatian serius.
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Balikpapan, Arisanda, menyoroti pentingnya regulasi yang jelas dan tegas sebagai landasan dalam merapikan kawasan tersebut.
Menurutnya, desain Pasar Pandansari saat ini menjadi salah satu penyebab kurangnya minat pengunjung untuk masuk ke dalam gedung untuk berbelanja.
“Desain Pasar Pandansari memang menjadi salah satu persoalan. Pengunjung enggan masuk ke gedung karena desainnya tidak mendukung, dan mereka harus naik ke lantai dua, yang justru menambah rasa malas untuk berbelanja di dalam,” ungkap Arisanda diwawancarai pada Jumat, 25 Oktober 2024.
Masalah lain yang dihadapi adalah posisi gedung pasar yang terlalu jauh ke dalam. Meskipun pemerintah kota sempat menggratiskan lapak bagi pedagang, kebijakan tersebut belum berhasil menarik minat pengunjung.
Kondisi tersebut memicu pedagang di dalam gedung untuk berjualan di luar, yang pada akhirnya justru menambah kesemrawutan di sekitar pasar ini.
“Kebijakan menggratiskan lapak tidak membuahkan hasil. Banyak pedagang akhirnya ikut berjualan di luar gedung karena jumlah pengunjung yang masuk ke dalam sangat sedikit. Ini menimbulkan masalah baru,” lanjut Arisanda.
Arisanda juga berharap jajaran anggota DPRD yang baru, khususnya dari Daerah Pemilihan (Dapil) Balikpapan Barat, dapat bersinergi untuk memperbaiki kondisi kawasan Pasar Pandansari.
Namun, salah satu tantangan yang cukup berat adalah bertambahnya jumlah pedagang kaki lima (PKL) di sekitar Pasar Pandansari, yang tidak semuanya dapat dipindahkan ke dalam lapak yang tersedia.
“Jumlah PKL di Pandansari semakin bertambah. Tidak semua bisa dipindahkan ke dalam gedung karena lapak yang tersedia tidak cukup. Kami perlu membuat regulasi yang ketat sebelum melakukan penataan lebih lanjut,” ungkapnya.
Sebagai langkah awal, DPRD Kota Balikpapan akan melakukan kajian untuk menemukan solusi yang tepat.
Berdasarkan data simulasi dari Dinas Perdagangan (Disdag) jumlah PKL yang tercatat sudah melampaui kapasitas pasar, sehingga diperlukan pendekatan yang lebih komprehensif.
“Kajian ini penting agar kita bisa menemukan jalan tengah dalam menata kawasan Pandansari. Dari hasil simulasi, jumlah PKL yang ada memang melebihi kapasitas lapak di dalam gedung,” pungkas Arisanda. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)



