BALIKPAPAN, Seputarkata.com – Angka stunting di Kota Balikpapan yang masih mencapai 24,8 persen menjadi perhatian serius Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Sufyan Jufri.
Ia mendesak Dinas Kesehatan (Dinkes) agar segera mempercepat langkah-langkah konkret dan memperkuat koordinasi lintas sektor dalam menurunkan angka kasus tersebut.
“Angka ini cukup tinggi untuk ukuran kota sebesar Balikpapan. Kita harus memandangnya sebagai peringatan serius. Pemerintah daerah, terutama Dinkes, perlu bertindak cepat dan terukur agar persoalan ini tidak berlarut,” tegas Sufyan, Rabu 8 Oktober 2025.
Menurutnya, dengan dukungan infrastruktur dan anggaran yang memadai, seharusnya capaian penurunan stunting di Balikpapan bisa lebih signifikan.
Ia menilai sejumlah program yang telah berjalan, seperti pemberian makanan tambahan dan pemeriksaan tumbuh kembang balita, memang sudah baik, tetapi masih perlu evaluasi menyeluruh.
“Programnya ada, tapi hasilnya belum maksimal. Kalau prevalensi masih di atas 20 persen, artinya strategi di lapangan belum tepat sasaran. Harus dilakukan pemetaan ulang untuk menentukan daerah prioritas agar intervensinya lebih fokus dan terasa dampaknya,” ujarnya.
Sufyan juga menyoroti bahwa penanganan stunting tidak bisa hanya dibebankan pada Dinas Kesehatan. Menurutnya, masalah ini bersinggungan langsung dengan berbagai aspek lain seperti sosial, ekonomi, pendidikan, dan lingkungan.
“Stunting bukan hanya urusan medis. Ini juga menyangkut kemiskinan, pola hidup, dan pengetahuan keluarga soal gizi. Karena itu, koordinasi lintas dinas sangat penting, terutama dengan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, kecamatan, dan kelurahan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pelibatan kader posyandu dan PKK menjadi salah satu kunci penting dalam edukasi gizi di masyarakat.
Sufyan menilai bahwa upaya mengubah perilaku keluarga dalam memberikan asupan gizi seimbang harus berjalan beriringan dengan program bantuan pangan.
“Intervensi bukan hanya soal bantuan makanan, tapi bagaimana kita mendidik keluarga agar memahami pentingnya gizi, kebersihan, dan sanitasi. Kader posyandu dan PKK bisa menjadi ujung tombak edukasi itu,” tambahnya.
Sufyan berharap dengan langkah cepat dan kolaborasi antarinstansi, Balikpapan dapat berkontribusi pada pencapaian target nasional penurunan stunting di bawah 14 persen pada 2025.
“Jangan sampai Balikpapan yang dikenal sebagai kota maju tertinggal dalam hal kualitas sumber daya manusia. Anak-anak kita harus tumbuh sehat, cerdas, dan menjadi generasi produktif masa depan,” tandasnya. (*/ADV/DPRD Balikpapan/jan)



